Jumat, 08 April 2011

Akhir sebuah Pembuktian Cinta Gadis Kecil

Ketika pagi datang menjelang ku melihat ada seorang pria duduk bersila di taman. Entah apa yang dia lakukan, berdiam diri memandang sekitarnya. Tak berapa lama saat sinarnya mengubah gelap jadi terang. Saat sang fajar mulai keluar dengan merangkak untuk menyinari bumi. Dia mulai mengeluarkan kertas kanvasnya, mulai meraut pensilnya dan mulai menggambar. Ooowww.................. ternyata dia seorang pelukis.
Dari balik sela pohon ku hanya bisa memandangnya dari jauh, ku perhatikan setiap gerak-gerik tubuhnya.
Kini dia tengah meramu setiap cat yang dia miliki untuk menghias lukisanya agar indah. Tanganya mulai menari diatas gambarnya dan menyulapnya lukisanya jadi indah. Gadis kecil itupun terpesona dengan lukisan sang pelukis. Sampai akhirnya dia tersadar dengan sengatan sang fajar. Akhirnya gadis kecil itupun pulang.
***
Dipertengahan antara malam dan sore, di ujung senja yang indah. Entah ada perasaan apa yang menghasut hati gadis kecil itu. Tiba-tiba gadis kecil itu datang kembali ke taman seperti tadi pagi. Dan dia melihat sang pelukis itu duduk kembali di tempat tadi , tengah melukis alam yang berwarna jingga. Hanya mengintip dari kejauhan, hanya bisa memperhatikanya dari jauh dan hanya itu yang bisa dilakukan gadis kecil karna gag ada keberanian untuk datang menghampiri sang pelukis. Semakin hari sang pelukis mampu membuat gadis kecil itu semakin terpesona dengan apa yang dia miliki, dan tanpa disadari gadis kecil itu mulai menaruh hati pada sang pelukis, dia mulai jatuh cinta pada lukisan dan pelukisnya. Semua berjalan cukup lama dan sampai akhirnya ada dorongan yang membuatnya berani, berani untuk mendekatinya.Tapi pada saat sang pelukis sedang asyik dengan lukisanya dan gadis kecil itu masih saja berdiam diri dibalik pohon yang mampu melindunginya dari pengliatan dia. Dan tanpa disadari sang pelukis melihatnya, dengan perlahan-lahan dia menghampiri gadis kecil itu dan menyapanya hingga membuat gadis kecil kaget. Disitulah awal mereka berkenalan.
Sang pelukis : ( bertanya dengan penuh kelembutan dan sopan-santun ) hai, kamu siapa ? kenapa kamu ada       disini ?
Gadis kecil menjawab dengan rasa takut dan gemetar : a..aaakkkuuuuu Little Star, aku cuma ingin melihat lukisanmu saja ( sambil tertunduk malu )
Sang pelukis : oowww..... hheehheee, kenapa kamu gag datang menghampiriku saja. ( sambil menjulurkan tanganya ) nama aku Bintang Malam, kamu boleh panggil aku Bintang.
Dan akhrinya mereka pun duduk bersama sambil saling bercengkrama. Semua terulang berkali-kali hingga berganti bulan. Semua memang terasa indah, perasaan gadis kecil itu pun semakin nyata dia rasakan.
Hingga suatu ketika dimana langit begitu indah dan mereka bertemu untuk kesekian kalinya dan selalu terasa indah. Gadis kecil itu memberanikan diri untuk mengungkapkan cinta, cinta yang selama ini dia rasakan walau memang terasa singkat. Dengan perasaan malu dan takut gadis kecil itu mulai mengatakan isi hatinya. Namun apa yang terjadi, sang pelukis tak menghiraukan. Gadis kecil itu hanya diam saja. Diam dalam kebimbangan dan ketidakpastian.
Tak lelah gadis kecil itu mencoba menunjukkan betapa besar cintanya pada sang pelukis. Berulang kali dia katakan bahwa " aku mencintaimu, aku ingin bahagiakan mu "
Tapi perasaaan kecewa yang dia dapatkan. Sang pelukis tak memiliki rasa itu, dia hanya berkata " maaf, aku gag bisa ngasih harapan yang tinggi ke kamu. kamu baik, bahkan terlalu baik untuk aku. Aku takut nantinya aku tak setia, aku takut nantinya aku nyakitin kamu. Aku udah anggep kamu sebagai adek aku. "
Betapa hancur hati gadis kecil itu, gadis kecil itu hanya bisa duduk terdiam dengan berlinangan air mata sambil dia memberi ketegaran pada dirinya. Lagi-lagi sang pelukis memberinya semangat pada gadis kecil itu dan meminta maaf. Tapi semua itu percuma karna dialah semangat hidupnya.
Gadis kecil takkan pernah menyerah, dia selalu berusaha untuk membuktikan cintanya dan akan selalu katakan cintanya. Hingga disuatu saat dimana kita berada ditempat yang jauh dari keramaian. Dan dia sedang asyik melukis bunga mawar merah yang begitu indah dan besar. Disitulah tempat terakhir kalinya gadis kecil mengatakan dan membuktikan cintanya. Dan mungkin sang pelukis lelah untuk menjawab " TIDAK"
Hingga dia katakan," buktikan cintamu untuk yang terakhir kalinya, saat ini aku harus mewarnai bunga ini tapi cat merahku habis dan aku lupa membawanya. Kalau kamu memang mencintaiku, carikan pewarna agar mawarku terlihat indah dan cantik."
Gadis kecil itu pun menuruti apa mau pelukis itu. Dia cari sekeliling hutan sampai dia letih, sampai pada akhirnya gadis itu berfikir " Darahku berwarna merah dan itu akan ku jadikan pewarna untuk bunganya"
Dengan jarum yang menempel dijilbabnya, dia sobek nadi ditangan kirinya. Begitu banyak darah yang mengalir hingga palet dia pun penuh dengan warna merah. Dibalutnya tangan dengan kain yang dia punya sambil menahan rasa sakitnya, dia berjalan menghampiri sang pelukis. Dengan wajah pucat dan tubuh yang mulai melemas dia berikan pewarna merah itu. Sang pelukis itu pun merasa keheranan dan mulai melukis mawar itu. Begitu indah mawar yang dia lukis. Setelah sang pelukis menyelesaikan lukisanya itu, gadis kecil mulai pergi menjauh. Semakin lemas , semakin terasa sakit , semakin gelap dan semakin dingin.Sampai akhirnya gadis kecil jatuh tersungkur, pelukis itu datang menghampirinya dan mulai memeluk tubuhnya. Pelukis baru menyadari bahwa pewarna merah itu adalah darah gadis kecil itu. Penuh rasa penyesalan yang dirasakan sang pelukis. Dan adis kecil itu mengatakan " aku sayang kamu, kemarin dan sampai hari ini.Aku sudah membuktikan, kalau aku sayang kamu " setelah semua itu terucap gadis kecil mulai memejamkan matanya untuk selamanya. Sang pelukis baru menyadari betapa besar cinta gadis kecil itu dan hanya ada rasa penyesalan yang dia rasakan, karna semuanya sudah terlambat.Gadis kecil itu telah pergi untuk selamanya. Tinggallah mawar merah yang cantik yang dia tinggalkan untuk membuktikan cintanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terkait